Saya hidup tak lain untuk merawatmu "BUMI"..!!!

Entah harus dimulai dari mana, nuansa mendung membebani tarian imajiku, segalanya nampak kejam, tak dapat diterka hubungan antara iklim dan makhluk hidup seakan tiada lagi timbal balik yang positif [bioklimatologi]. Cukup sudah mendalami asal usul evolusi makhluk hidup di muka bumi ini [biogenesis] sedikit banyak otak sensitif saya terpenuhi oleh seluk beluk aliran di dalam tanah/bumi [geohidrologi]. Tak dapat terpenuhi segala harapan, sangat tidak puas menelaah hubungan antara organisme makhluk hidup dan lingkungannya [bionomika] yang seakan-akan keduanya sama-sama harus menanggung tangis jika menyimak pusat gempa dibawah permukaan bumi [hiposentrum]. Secara teknis susunan struktur riwayat perkembangan bumi [geologi] sepertinya sudah tidak lagi tertata jika menggungkap tentang permukaan bumi di masa sekarang dan proses-proses yang mempengaruhi perkembangannya [geomorfologi]. Hal ini sudah sering diperhatikan oleh ilmuan baik di luar maupun didalam negeri dengan diukur menggunakan termometer yang digunakan untuk mengukur panas permukaan bumi pada tempat yang sama [geofermometer]. Apalah daya dengan hasil penelitian, semua kembali terhadap pentingnya air dan tanah bagi seluruh makhluk hidup, manusia khususnya [hidrogeologi]. dari fakta yang ada membenarkan bahwa air sudah tidak lagi indah dan bening seperti yang kita harapkan. meluap sudah hal yang biasa, di satu sisi kritisnya dikarenakan bumi terjerahak (tidak terpelihara/terlantar) oleh kita manusia yang sudah semestinya menjaga dan melestarikannya.

Salah satu bukti nyata warna air laut.
Banjir, longsor, badai, sudah wajar bila terjadi. Usut boleh susut namun pasang tak kunjung surut, faktor utamanya tak lain adalah ABRASI (pengikisan) pada gugus depan di tepi laut. Sebelum tersajikan tentang abrasi dan penanggulangannya, mari bersama kita telanjangi  terlebih dulu hati dan pikiran kita masing-masing.

Awal dari cerita pribadi, mencoba tertuang timbaan pengetahuan tak lain tentang hutan, ya.. hutan mangrove/bakau. Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis/bibir pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Ladang Sampah
Identifikasi Sampah di Bibir Pantai.



Begitu lucunya jika diantara kita mengucilkan peranan, manfaat serta fungsi dari hutan bakau. Ketahuilah bahwa LAUT adalah pusat utama mata pencaharian manusia di masa yang akan datang (kata salah satu Dosen Biologi Kelautan saya), berikut adalah peranan, fungsi, dan manfaat dari hutan bakau tersebut yang diantaranya adalah:


1. Habitat satwa langka
Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)
2. Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.
3. Pengendapan lumpur
Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
4. Penambah unsur hara
Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.
5. Penambat racun
Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif
6. Sumber alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ)
Hasil alam in-situ mencakup semua fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produk alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan fungsi lain seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.
7. Transportasi
Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
8. Sumber plasma nutfah
Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.
9. Rekreasi dan pariwisata
H utan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya.
10. Sarana pendidikan dan penelitian
Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
11. Memelihara proses-proses dan sistem alami
Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.
12. Penyerapan karbon
Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.
13. Memelihara iklim mikro
Evapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.
14. Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam
Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam. [source]

namun hutan bakau di indonesia kini mulai terancam dengan banyaknya lahan bakau yang di tebang dan di jadikan lahan perkotaan baru. Dampaknya apa..???? 

Hancurnya bibir dermaga, jembatan, dan bibir jalan raya.
Baiklah, saatnya bercerita, hutan bakau ternyata juga dapat dijadikan kegiatan Eco Wisata yang menarik selain sebagai aktifitas wisata kita juga dapat mengenal tentang jenis tumbuhan bakau lebih dekat lagi (seperti aktifitas anak Marine Biologi ITS.. Hehehehe :D), terutama bagi anak-anak untuk mengenal alam dan sebagai sarana edukasi wisata atau wisata sambil belajar, mengenalkan kepada mereka sejak usia dini tentang tanaman bakau serta manfaatnya.
Hutan mangrove/bakau di sepanjang jalan Branta - Pamekasan (jalur pulang  pulang dirdaerah rumah saya) selain berfungsi sebagai jantung kota juga berperan penting untuk melindungi pantai dari gelombang tinggi, angin kencang dan abrasi pantai.
Tidak ada bakau, :( Abrasi hancurkan bibir pantai.



Salah satu fasilitas di kawasan Branta adalah Dermaga pelabuhan untuk kapal garam, tempat berlabuh para nelayan, jembatan, dan penahan gelombang berupa beton di sepanjang bibir jalan dari daerah surabaya hingga ke unjung madura (sumenep).





Cukup sudah memahami Abrasi di berbagai tempat di Indonesia, dimulai dari cerita kecil saya sewaktu penanaman bakau. Jujur saja, penanaman ini saya lakukan sendiri tanpa bantuan seorang pun, hanya saja di temani adik sepupu untuk mengabadikan gambar-gambar dalam proses penanaman tersebut. Hal ini saya menyadari, jika bukan kita sendiri yang melakukannya sampai kapan ada pencegahan Abrasi? sedangkan pertumbuhan bakau membutuhkan waktu yang relatif lama. untuk menjadikan hutan bakau yang dikatakan sudah sukses menahan erosi atau gelombang laut, dalam waktu setahun hanya mendapatkan 4 sampai 6 helai daun dari pohon bahau jenis Rizhopora Apiculata (bakau yang layak ditanam di bibir pantai).


Susah memang dalam memulai, namun semua ini harus disadari dari diri kita sendiri. Jika terus menggantungkan diri kepada orang lain, sampai kapan dapat terwujud pelestarian lingkungan yang sudah terpuruk ini?
Proses penanaman bakau
Penanam yang sudah saya lakukan di wilayah bibir pantai di Branta ini masih belum tentu sukses untuk menyelamatkan sang bumi, hal ini juga dipengaruhi beberapa faktor yang sangat melibatkan terhambatnya pertumbuhan bakau, diantanya adalah:


1. Fisiografi pantai (topografi)
2. Pasang (lama, durasi, rentang)
3. Gelombang dan arus
4. Iklim (cahaya,curah hujan, suhu, angin)
5. Salinitas
6. Oksigen terlarut
7. Tanah
8. Hara
Faktor-faktor lingkungan tersebut diuraikan sebagai berikut :

Fisiografi pantai
Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan lebar hutan mangrove. Pada pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. Hal ini disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnya mangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pada pantai yang terjal komposisi, distribusi dan lebar hutan mangrove lebih kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove untuk tumbuh.

Pasang
Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat menentukan zonasi tumbuhan dan komunitas hewan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove. Secara rinci pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangrove dijelaskan sebagai berikut:
  • Lama pasang :
  1. Lama terjadinya pasang di kawasan mangrove dapat mempengaruhi perubahan salinitas air dimana salinitas akan meningkat pada saat pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut.
  2. Perubahan salinitas yang terjadi sebagai akibat lama terjadinya pasang merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal.
  3. Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi vertikal organisme
  • Durasi pasang :
  1. Struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda.
  2. Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau frekuensi penggenangan. Misalnya : penggenagan sepanjang waktu maka jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata dan jenis Bruguiera serta Xylocarpus kadang-kadang ada.
  • Rentang pasang (tinggi pasang):
  1. Akar tunjang yang dimiliki Rhizophora mucronata menjadi lebih tinggi pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya.
  2. Pneumatophora Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi. 
Gelombang dan Arus
  1. Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem mangrove. Pada lokasi-lokasi yang memiliki gelombang dan arus yang cukup besar biasanya hutan mangrove mengalami abrasi sehingga terjadi pengurangan luasan hutan.
  2. Gelombang dan arus juga berpengaruh langsung terhadap distribusi spesies misalnya buah atau semai Rhizophora terbawa gelombang dan arus sampai menemukan substrat yang sesuai untuk menancap dan akhirnya tumbuh.
  3. Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap sedimentasi pantai dan pembentukan padatan-padatan pasir di muara sungai. Terjadinya sedimentasi dan padatan-padatan pasir ini merupakan substrat yang baik untuk menunjang pertumbuhan mangrove.
  4. Gelombang dan arus mempengaruhi daya tahan organisme akuatik melalui transportasi nutrien-nutrien penting dari mangrove ke laut. Nutrien-nutrien yang berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun yang berasal dari runoff daratan dan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada saat surut.
Iklim
Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan faktor fisik (substrat dan air). Pengaruh iklim terhadap pertimbuhan mangrove melalui cahaya, curah hujan, suhu, dan angin. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Cahaya
  • Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan struktur fisik mangrove
  • Intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis) pencahayaan mempengaruhi pertumbuhan mangrove
  • Laju pertumbuhan tahunan mangrove yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih kecil dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya
  • Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol.
Curah hujan
  • Jumlah, lama, dan distribusi hujan mempengaruhi perkembangan tumbuhan mangrove
  • Curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah
  • Curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun
Suhu
  • Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi)
  • Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20C dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang
  • Rhizophora stylosa, Ceriops, Excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28C
  • Bruguiera tumbuah optimal pada suhu 27C, dan Xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 21-26C
Angin
  • Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus
  • Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan mangrove
Salinitas
  1. Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara 10-30 ppt.
  2. Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan.
  3. Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang.
  4. Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air
Oksigen Terlarut
  1. Oksigen terlarut berperan penting dalam dekomposisi serasah karena bakteri dan fungsi yang bertindak sebagai dekomposer membutuhkan oksigen untuk kehidupannya.
  2. Oksigen terlarut juga penting dalam proses respirasi dan fotosintesis 3.    Oksigen terlarut berada dalam kondisi tertinggi pada siang hari dan kondisi terendah pada malam hari
Substrat
  1. Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan mangrove 
  2. Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur
  3. Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir
  4. Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat.
  5. Konsentrasi kation Na>Mg>Ca atau K akan membentuk konfigurasi hutan Avicennia/Sonneratia/Rhizophora/Bruguiera.
  6. Mg>Ca>Na atau K yang ada adalah Nipah.
  7. Ca>Mg, Na atau K yang ada adalah Melauleuca
Hara
Unsur hara yang terdapat di ekosistem mangrove terdiri dari hara inorganik dan organik.
  • Inorganik : P,K,Ca,Mg,Na. Organik : Allochtonous dan Autochtonous (fitoplankton, bakteri, alga) [source]

Saya sebagai makhluk yang sama dengan pembaca, sangat berharap untuk menyalurkan dan mengembangkan suatu tindakan nyata baik jasmani maupun rohani yang ditujukan untuk pelestarian lingkungan dimulai dari sekitar tempat tinggal kita. Dan inilah hasil penanaman bakau saya selama 6 hari masa penanaman.



Hanya diri kita sendiri yang dapat selamatkan Bumi
Tidak dapat berkata banyak, semua berawal dari seekor tikus, tanpa inspirasi dan tindakan, semuanya sia-sia. bersabarlah Bumi.... Saya hidup tak lain untuk merawatmu "BUMI".


 Artikel dalam jaringan >>>>>>>

Artikel Terkait



Terima kasih atas kunjungannya, semoga selamanya dapat berbagi informasi.

Tertawa dan Menangis

Tertawa dan menangis merupakan bagian dari spektrum emosi yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, yang meliputi kesedihan, kegembiraan, kekagetan, ketakutan, cinta kasih, kebencian, dan kemarahan. Ekspresi diri tidak hanya berwujud gerakan, tetapi juga berupa berbagai reaksi emosional yang bermacam-macam itu. Hanya saja ada yang pelit, ada yang boros tertawa. Tetapi jangan pelit-pelit karena tertawa dan menangis bermanfaat bagi kesehatan. 1. Tertawa bisa melatih organ-organ tubuh. Tertawa terpingkal-pingkal akan menggoyang-goyangkan otot perut, dada, bahu, serta pernapasan, sehingga membuat tubuh seakan-akan sedang joging di tempat. Tertawa-terbahak-bahak selama satu menit sama dengan 45 menit olahraga yang mengeluarkan keringat. Bahkan, tertawa selama 20 detik efeknya sama seperti tiga menit mendayung atau joging pada kerja jantung. Sekitar 80 otot digunakan ketika kita tertawa sempurna sampai terpingkal-pingkal. Getaran yang dihasilkan membuat jantung berdegub lebih kencang, tekanan darah dan tingkat oksigen dalam darah yang dihasilkan naik bersamaan dengan akselerasi pernapasan. Sesudah tertawa demikian tubuh terasa rileks dan tenang, sama seperti orang habis berolahraga. 2. Tertawa akan menggerakkan Organ tubuh bagian dalam seperti diafragma torak, jantung, paru-paru, perut, dan membantu mengusir zat-zat asing dari saluran pernapasan.dengan mengaktifkan sistem endokrin sehingga mendorong penyembuhan suatu penyakit. Di samping itu tertawa sangat ampuh untuk meringankan sakit kepala, sakit pinggang, dan depresi. 3. Tertawa akan merangsang otak untuk memproduksi hormon tertentu yang pada akhirnya akan memicu pelepasan endorfin (zat pembunuh rasa sakit) yang diproduksi oleh tubuh. 4. Tertawa bisa membantu mereka yang sudah tua renta untuk tetap awet tua, sementara yang muda tetap awet muda, serta mempererat hubungan antara anggota keluarga. 5. Menangis akan menambah jumlah detak jantung karena melatih diafragma, otot dada dan pundak. 6. Air mata mengandung 25 % dari protein dan sebagian mineral, khususnya magnesium yang sarat dengan racun yang bisa dibuang. Di luar negeri, saat ini klub tertawa sudah menjamur. Di Amerika Serikat dan Kanada, sedikitnya ada 300-an klub tertawa. Juga sudah ada di beberapa kota di Indonesia. Namun diingatkan, "Kalau seseorang tertawa pada proporsi yang benar, itu artinya sehat, tapi kalau terlalu banyak ketawa, justru sebaliknya." Makanya, sering-seringlah tertawa demi kesehatan jiwa dan raga. Mumpung tertawa belum kena pajak.