.D.O.R.M.A.N.S.I. itu DORMANSI

Dormansi yaitu peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (Dorman). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya (Elisa, 2009).
Praktikum Dormansi dilakukan dengan menanam biji kelengkeng yang sebelumnya diberi berbagai perlakuan fisik dan kimia. Perlakuan fisik dan kimia yang dilakukan antara lain pengamplasan biji,  perendaman biji  dalam air selama 20 jam, perendaman biji dalam asam sulfat selama 15 menit, 20 menit dan 25 menit. Biji kelengkeng ditanam pada media tanah kemudian diamati selama 14 hari berapa banyak biji yang berkecambah. Perlakuan yang dilakukan diharapkan dapat mematahkan fase dorman yang dilakukan oleh biji.
Permasalahan pada praktikum ini adalah bagaimana mematahkan dormansi biji berkulit keras dengan perlakuan fisik dan kimia.
Praktikum ini bertujuan untuk mematahkan dormansi biji berkulit keras dengan perlakuan fisik dan kimia.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biji
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Biji masak terdiri dari 3 bagian yaitu embrio, endosperm (hasil pembuahan ganda), dan kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal biji termasuk kedua integumennya. Embrio adalah sporofit muda yang tidak segera melanjutkan pertumbuhannya, melainkan memasuki masa dorman. Saat itu biasanya embrio tahan stres. Embrio senantiasa diiringi cadangan makanan baik organik maupun anorganik yang berada disekeliling embrio atau di dalam jaringannya sendiri. Kulit biji atau testa bersifat tahan atau kadang-kadang memiliki permukaan yang memudahkan penyebarannya oleh angin. Biji mampu bertahan pada lingkungan yang keras. Cadangan makanan dalam biji menunjang sporofit muda yang muncul dari biji yang berkecambah sampai mampu berfotosintesis. Sebab itu, penyimpanan cadangan makanan merupakan salah satuu fungsi utama biji. Penyimpanan makanan terutama dilakukan di luar embrio, yakni dalam endosperm atau perisperm. Endosperm dibentuk oleh hasil pembelahan penyatuan inti sel jantan dengan inti sel sentral. Perisperm merupakan jaringan nuselus yang menyimpan cadangan makanan. Namun, dibanyak tumbuhan dikotil, kredua jenis jaringan tersebut hidup singkat saja dan amkana diserap oleh embrio yang sedang berkembang sebelumbiji memasuki masa istirahat. Dalam hal itu, makanan disimpan dalam tubuh embrio, yakni dalam keping bijinya (Estiti, 1995).

2.2 pengertian dormansi
Dormansi adalah  peristiwa dimana benih atau biji mengalami masa istirahat (Dorman). Selanjutnya didefinisikan bahwa Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan (Anonim, 2009). Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Elisa, 2009)
Dormansi diklasifikasikan menjadi bermacam-macam kategori berdasarkan faktor penyebab, mekanisme dan bentuknya.

a. Berdasarkan faktor penyebab dormansi    

§  Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
§  Imnate dormancy (rest): dormancy yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri
§  b. Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam biji
§  Mekanisme fisik
Merupakan dormansi yang mekanisme penghambatannya disebabkan oleh organ biji itu sendiri; terbagi menjadi:
-          mekanis : embrio tidak berkembang karena dibatasi secara fisik
-          fisik: penyerapan air terganggu karena kulit biji yang impermeabel
-          kimia: bagian biji/buah mengandung zat kimia penghambat

·      Mekanisme fisiologis

Merupakan dormansi yang disebabkan oleh terjadinya hambatan dalam proses fisiologis; terbagi menjadi:
-          Fotodormansi: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh keberadaan cahaya
-          Embrio yang belum masak: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh kondisi embrio yang tidak/belum matang
-          thermodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu.
Ciri-ciri biji yang mempunyai dormansi ini adalah:
-          jika kulit dikupas, embrio tumbuh
-          embrio mengalami dormansi yang hanya dapat dipatahkan dengan suhu rendah
-          embrio tidak dorman pada suhu rendah, namun proses perkecambahan biji masih membutuhkan suhu yang lebih rendah lagi
-          perkecambahan terjadi tanpa pemberian suhu rendah, namun semai tumbuh kerdil
-          akar keluar pada musim semi, namun epicotyl baru keluar pada musim semi berikutnya (setelah melampaui satu musim dingin)
2.3 Teknik Pematahan Dormansi Biji
Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embryo (Abdi, 2008).
Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada benih, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam. Upaya ini dapat berupa pemberian perlakuan secara fisis, mekanis, maupun chemis (Elisa, 2009).Hartmann (1997) dalam Elisa (2009) mengklasifikasikan dormansi atas dasar penyebab dan metode yang dibutuhkan untuk mematahkannya. Dengan perlakuan mekanis, diantaranya yaitu dengan Skarifikasi (Abdi, 2008).
Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas(Abdi, 2008).
  • Dengan perlakuan kimia.
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
  • Perlakuan perendaman dengan air.
Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih.Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan.
Perendaman dengan air panas  merupakan salah satu cara memecahkan masa dormansi benih.             HCL adalah salah satu bahan kimia yang dapat mengatasi masalah dormansi pada benih
  • Perlakuan dengan suhu.
Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan.Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.
  • Perlakuan dengan cahaya.
Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.
(Abdi, 2008)
2.4 Perkecambahan Biji
Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh (Campbell, 2002).
Organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, yaitu akar embrionik. Berikutnya, ujung tunas harus menembus permukaan tanah. Pada kacang ladang dan banyak tumbuhan dikotil lainnya, hipokotil akan membentuk seperti suatu kait, dan pertumbuhan akan mendorong kait itu ke atas permukaan tanah (Campbell, 2002).

2.5   Sifat Bahan
2.5.1     Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Anonim, 2009).
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air (Anonim, 2009).
2.5.2     Asam Klorida
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Asam klorida adalah asam kuat. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Ciri-ciri fisik asam klorida, seperti titik didih, titik leleh, kepadatan, dan pH tergantung dari konsentrasi atau molarity dari HCl di dalam larutan asam. Aneka perbedaan cirinya dapat mirip seperti air pada konsentrasi mendekati 0% ke nilai setingkat asam klorida yang menguap pada konsentrasi lebih dari 40% (Anonim, 2009).
METODOLOGI
Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah bekas botol air mineral 1.5 liter yang telah dibuka setengah permukaanya, media tanam berupa pasir atau tanah dan kertas atau alat gosok (amplas atau gerinda). Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah  biji kelengkeng, aquades dan H2SO4..
Cara kerja pada percobaan ini yaitu disiapkan bak perkecambahan yang diisi dengan tanah. Kemudian disediakan biji lengkeng sebanyak 25 biji. Masing – masing biji diberi perlakuan yang berbeda. 5 biji direndam dalam aquadest ± 20 menit, dikikir 5 biji dengan kertas ampelas hingga kulit menipis dan hilang, direndam 5 biji dengan larutan H2SO4 pekat selama 20 menit, direndam 5 biji dengan larutan H2SO4 pekat selama 15 menit, dan direndam 5 biji dengan larutan H2SO4 pekat selama 20 menit. Setelah semua biji selesai direndam, biji tersebut ditanam dibak perkecambahan yang telah diisi tanah dan diberi label sesuai perlakuan. Setiap hari diamati persentase perkecambahan dan panjang radikula selama 14 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Pengamatan
No.
Perlakuan
Pengamatan
1

Diambil 25 biji lengkeng dan dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 biji
Biji lengkeng berkulit hitam mengkilat dan lumayan tebal
2.
Kelompok I :  biji dihilangkan kulitnya dengan diamplas secara halus dan dicuci.
Kulit biji menipis
3.
Kelompok II : biji direndam dengan air aquades selama 20 menit.
4.
Kelompok III : biji rambutan direndam dalam asam sulfat selama 10 menit kemudian ditanam di tanah.
5.
Kelompok IV : biji rambutan direndam dalam asam sulfat selama 15 menit kemudian ditanam di tanah.
6.
Kelompok V : biji rambutan direndam dalam asam sulfat selama 20 menit.
7.
Semua biji yang telah diberi perlakuan ditanam di tanah dalam wadah botol aqua 1.5 liter
8.
Diamati dan dihitung banyak-nya biji yang berkecam-bah serta diukur panjang radikula selama  14 hari



TABEL PENGAMATAN
Hari pengamatan
Jumlah Biji Berkecambah Untuk Kelompok

Keterangan

I
II
III
IV
V

1
0
0
0
0
0
Belum tumbuh semua
2
0
0
0
0
0
Belum tumbuh semua
3
0
0
0
0
0
Belum tumbuh semua
4
0
2
0
0
0
Kel II tumbuh
5
2
5
0
0
0
Kel I dan II tumbuh
6
2
5
0
0
0
Kel I dan II tumbuh
7
2
5
0
0
0
Kel I dan II tumbuh
8
2
5
0
0
0
Kel I dan II terus tumbuh
9
2
5
0
0
0
Kel I dan II terus tumbuh
10
2
5
0
0
0
Kel I dan II terus tumbuh
11
2
5
0
0
0
Kel I dan II terus tumbuh
12
2
3
0
0
0
Kel I dan II terus tumbuh
13
2
3
0
0
0
Kel I dan II terus tumbuh
14
2
3
0
0
0
Kel I dan II terus tumbuh


Data Panjang Pertumbuhan Biji
Hari pengamatan
Panjang Pertumbuhan Biji (cm)
I
II
III
IV
V

1
0
0
0
0
0

2
0
0
0
0
0

3
0
0
0
0
0

4
0
2,1.2,0.5,0,1.5
0
0
0

5
0,0,1.3,1.9,0
2.3,2,1.8,1,2
0
0
0

6
0,0,1.3,2.2,0
2.6,2.2, 1.8, 1, 2
0
0
0

7
0,0,1.3,2.6,0
2.8,2.2, 1.8, 1, 2
0
0
0

8
0,0,1.3,2.7,0
3.3,2.4, 1.8, 1, 2
0
0
0

9
0,0,1.3,2.9,0
3.5,2.5, 1.8, 1, 2
0
0
0

10
0,0,1.3,3.1,0
3.8,2.5, 1.8, 1, 2
0
0
0

11
0,0,1.3,3.4,0
4,2.7, 1.8, 1, 2
0
0
0

12
0,0,1.3,3.8,0
4.2,2.9, 1.8, 1, 2
0
0
0

13
0,0,1.3,4,0
4.8,3.6,0,0, 2
0
0
0

14
0,0,1.3,4.5,0
5.4,4.1,0,0, 2
0
0
0


PEMBAHASAN


Pratikum ini bertujuan untuk mematahkan dormansi biji berkulit keras dengan perlakuan fisik dan kimia.Perlakuan yang dilakukan antara lain menyediakan biji kelengkeng sebanyak 25 buah. Biji tersebut, dibagi menjadi lima kelompok masing-masing 5 biji. Lima kelompok ini akan diperlakukan secara berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan mengetahui cara pematahan dormansi yang baik dan tepat untuk biji nangka. Perlakuan pertama,biji direndam 20 menit air hal ini dilakukan sebagai kontrol,yang kedua kulit biji diamplas dengan menggunakan kertas amplas pada bagian yang tidak ada lembaganya.Lembaganya tidak boleh terkena amplas karena dapat menyebabkan biji tidak tumbuh,cara ini disebut  skarifiksi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. Perlakuan ketiga, biji direndam dalam H2SO4 selama 10 menit. Perlakuan keempat, biji direndam dalam H2SO4 selama 15 menit. Perlakuan kelima, biji direndam dalam H2SO4 selama 20 menit..
Perendaman dengan H2SO4 merupakan perlakuan kimia. Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA) (Abdi, 2008).
Perlakuan yang terakhir  yaitu dengan direndam dalam aquades selama 20 menit. Perendaman aquades bertujuan perpindahan secara osmotik. Perpindahan osmotik ini terjadi akibat adanya perbedaan potensial air, yaitu dari potensial air yang tinggi ke potensial air yang rendah. Perlakuan merendam biji di dalam air yaitu mengkondisikan daerah di luar biji potensial airnya tinggi, sedangkan potensial air di dalam biji sendiri rendah. Maka akan terjadi perpindahan osmosis dari potensial air tinggi ke potensial rendah. Perpindahan ini akan mengakibatkan lapisan kulit biji yang bersifat keras akan lembek, sehingga yang semula biji tidak bisa berkecambah akibat terhalang lapisan kulit biji yang keras akan bisa melakukan fase differensiasi dan fase tumbuh. Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh (Campbell, 2002).
            Kemudian biji-biji tersebut ditanam diatas tanah dengan menggunakan botol plastik yang telah dipotong bagian samping botol. Biji diletakkan diatas tanah dengan lembaga dibagian atas agar lembaga dapat tumbuh dengan baik dan mendapat cukup sinar matahari, air dan temperatur. Biji diletakkan didalam medium dengan sedikit tertanam diatas tanah. Jaraknya diatur sehingga tidak berdempetan agar tidak terjadi persaingan terlalu ketat antar biji sehingga unsur hara dan air dapat terbagi dengan rata.  Tanah yang digunakan untuk menanam merupakan campuran antara tanah dan pasir. Tanah yang digunakan harus kaya akan unsur hara,karena unsur hara  nantinya akan dibutuhkan untuk pertumbuhan biji sebagai nutrisi.Sedangkan penambahan pasir berfungsi untuk mempermudah peresapan air didalam tanah,karena pori-pori pasir lebih besar daripada tanah. Tanah dan pasir  dicampur dengan perbandingan seimbang  yaitu 1:1. Hal ini dikarenakan agar komposisi tanah tidak didominasi oleh pasir,terlalu banyak pasir dapat menyebabkan air tidak tersimpan,air akan lewat begitu saja hingga kedasar botol karena air tidak akan terikat oleh partikel-partikel tanah yang ada dipermukaan tanah tempat biji berada. Akibatnya akan menggangu proses pematahan dormansi. Bagian dasar botol diberi lubang-lubang kecil untuk mengeluarkan air yang berlebih dan untuk pertukaran O2 dalam tanah. Lubang tidak boleh terlalu besar karena air akan keluar dengan sangat banyak sehingga kondisi tanah menjadi kering. Begitu juga sebaliknya lubang tidak terlalu kecil karena kelebihan air tidak dapat keluar sehinnga dapat menyebabkab kebusukan pada biji.Kemudian biji dan tanah disiram dengan air secukupnya.  Hal ini merupakan perlakuan awal untuk proses perkecamabahan. Dengan masuknya air kedalam biji akan mempercepat proses pengaktifan enzim dan memulai proses metabolisme. Pertumbuhan biji diamati selama 14 hari dan dilakukan penyiraman apabila tanahnya kering.
            Tipe biji yang digunakan dalam praktikum ini yakni dikotil(berkeping dua) dan tipe perkecambahannya hipogeal.Proses perkecambahan biji dibagi dalam 4 tahap, yaitu (1) hidrasi atau imbibisi yakni proses masuknya air ke dalam embrio dan membasahi protein atau koloid lain, (2) pembentukan atau pengaktifan enzim yang mengaktifkan proses metabolik, (3) pemanjangan radikula diikuti radikel kulit biji dan (4) pertumbuhan kecambah melalui pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel meristem(Salisbury, 1995).
Hasil dari praktikum terlihat bahwa jumlah biji yang tumbuh adalah sebanyak 2 biji, sedangkan 3 biji yang lain tidak tumbuh. Hal ini dapat disebabkan karena proses pengampelasan yang terlalu keras dan menyebabkan daerah endoderm ikut terkelupas, sehingga faktor penunjang perkecambahan juga ikut hilang.
Pada perlakuan biji yang di ampelas didapatkan perkecambahan biji dengan batang yang tumbuh paling tinggi. Pengamatan hari ke-14 diukur panjang batang tertinggi yaitu 4.5 cm. Dan pada perlakuan perendaman dalam air semua biji dapat tumbuh dengan cepat walaupun pada akhirnya ada beberapa biji yang terhambat pertumbuhannya dan kering. Hal ini dimungkinkan karena kondisi lingkungan yang kurang mendukung, misalnya kelembapan yang kurang, intensitas air terlalu sedikit, dan sebagainya. Sedangkan pada perendaman dalam H2SO4 menunjukkan biji tidak ada yang tumbuh baik pada biji dengan perlakuan  10 menit, 15 menit ataupun 20 menit. Hal ini disebabkan ketidakseimbangan antara bahan pematah dormansi dengan struktur biji. Bahan pematah dormansi yang digunakan adalah asam sulfat pekat, sifat zat ini sangat keras, bisa mereduksi lapisan bahan dengan cepat. Sedangkan struktur biji lengkeng tidak terlalu keras, kecenderungan terjadinya pembusukan pada biji lengkeng yang direndam dengan asam sulfat sangat besar. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini tidak ada biji yang tumbuh dengan perlakuan kimia. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini yakni dormansi merupakan peristiwa dimana benih mengalami masa istirahat (dorman).cara mematahkan dormansi biji berkulit keras dengan perlakuan fisik dan kimia ada beberapa cara .Cara fisik misalnya diamplas sedangkan cara kimia diberi larutan sam kuat misalnya H2SO4. Pada biji dengan perlakuan diamplas diperoleh hasil pertumbuhan yang tertinggi yaitu 4.5 cm. Dan pada biji yang direndam dalam air tanaman yang tertinggi adalah tingginya 5.4 cm. Sedangkan semua biji yang di rendam dalam H2S04 tidak ada yang tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Abdi. 2008. Dormansi Pada Benih Tanaman Pangan Dan Cara Praktis Membangkitkannya. Diakses dari http://www.tanindo.com/abdi5/hal0401.htm. pada  tanggal 28 Nopember 2010  pukul 20.20 WIB

Anonim. 2008. Perkecambahan tanaman. Diakses dari http://www.freewebs.com/irwantoshut/shorea_montigena.pdf. pada tanggal 28 Nopember 2010 pukul 19.45 WIB

Campbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid 2. Erlangga : Jakarta
Elisa. 2009. Dormansi. Diakses dari http://elisa.ugm.ac.id/files/yeni_wn_ratna/6L4WiASR/III-dormansi.doc.  pada tanggal 28 Nopember 2010 pukul 20.00 WIB
Estiti.1995. Pertumbuhan Tanaman. Diakses darihttp://www.edukasi.net./id/study/pertumbuhan tanaman.html pada tanggal 28 Nopember 2010 pukul 20.10 WIB
Salisbury, Frank B dan Cleon Wross. 1985. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB   Bandung

Artikel Terkait



Terima kasih atas kunjungannya, semoga selamanya dapat berbagi informasi.

Tertawa dan Menangis

Tertawa dan menangis merupakan bagian dari spektrum emosi yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, yang meliputi kesedihan, kegembiraan, kekagetan, ketakutan, cinta kasih, kebencian, dan kemarahan. Ekspresi diri tidak hanya berwujud gerakan, tetapi juga berupa berbagai reaksi emosional yang bermacam-macam itu. Hanya saja ada yang pelit, ada yang boros tertawa. Tetapi jangan pelit-pelit karena tertawa dan menangis bermanfaat bagi kesehatan. 1. Tertawa bisa melatih organ-organ tubuh. Tertawa terpingkal-pingkal akan menggoyang-goyangkan otot perut, dada, bahu, serta pernapasan, sehingga membuat tubuh seakan-akan sedang joging di tempat. Tertawa-terbahak-bahak selama satu menit sama dengan 45 menit olahraga yang mengeluarkan keringat. Bahkan, tertawa selama 20 detik efeknya sama seperti tiga menit mendayung atau joging pada kerja jantung. Sekitar 80 otot digunakan ketika kita tertawa sempurna sampai terpingkal-pingkal. Getaran yang dihasilkan membuat jantung berdegub lebih kencang, tekanan darah dan tingkat oksigen dalam darah yang dihasilkan naik bersamaan dengan akselerasi pernapasan. Sesudah tertawa demikian tubuh terasa rileks dan tenang, sama seperti orang habis berolahraga. 2. Tertawa akan menggerakkan Organ tubuh bagian dalam seperti diafragma torak, jantung, paru-paru, perut, dan membantu mengusir zat-zat asing dari saluran pernapasan.dengan mengaktifkan sistem endokrin sehingga mendorong penyembuhan suatu penyakit. Di samping itu tertawa sangat ampuh untuk meringankan sakit kepala, sakit pinggang, dan depresi. 3. Tertawa akan merangsang otak untuk memproduksi hormon tertentu yang pada akhirnya akan memicu pelepasan endorfin (zat pembunuh rasa sakit) yang diproduksi oleh tubuh. 4. Tertawa bisa membantu mereka yang sudah tua renta untuk tetap awet tua, sementara yang muda tetap awet muda, serta mempererat hubungan antara anggota keluarga. 5. Menangis akan menambah jumlah detak jantung karena melatih diafragma, otot dada dan pundak. 6. Air mata mengandung 25 % dari protein dan sebagian mineral, khususnya magnesium yang sarat dengan racun yang bisa dibuang. Di luar negeri, saat ini klub tertawa sudah menjamur. Di Amerika Serikat dan Kanada, sedikitnya ada 300-an klub tertawa. Juga sudah ada di beberapa kota di Indonesia. Namun diingatkan, "Kalau seseorang tertawa pada proporsi yang benar, itu artinya sehat, tapi kalau terlalu banyak ketawa, justru sebaliknya." Makanya, sering-seringlah tertawa demi kesehatan jiwa dan raga. Mumpung tertawa belum kena pajak.